Jumat, 12 Agustus 2016

Eksotisme Tersembunyi di Telaga Menjer

BAGI wisatawan luar kota, barangkali Dieng menjadi destinasi utama saat berkunjung ke Wonosobo. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa Wonosobo memiliki banyak alternatif tempat wisata alam yang tidak kalah eksotik. Salah satunya, Telaga Menjer yang terletak sekitar 12 km dari Alun-alun Wonosobo. Tepatnya, di Desa Maron, Kecamatan Garung terdapat objek wisata alam Menjer yang merupakan telaga terbesar di wilayah tersebut. Telaga yang berada di ketinggian 1.300 mdpl dengan luas 70 hektare dan kedalaman air 45 meter itu sangat mudah dijangkau, karena dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit dengan kendaraan bermotor dari pusat kota.
Akses menuju menuju lokasi wisata itu pun mudah, karena sejalur dengan jalan menuju wisata Dieng, tepatnya dekat gapura PLTA Garung ke arah kiri. Bagi wisatawan yang akan mengunjungi Dieng, sembari rehat pengunjung dapat mampir ke Menjer sebelum melanjutkan perjalanan yang cukup jauh menuju Dieng. Telaga Menjer menyuguhkan pemandangan eksotik. Di sisi utara telaga, pengunjung bisa menikmati pemandangan pegunungan saroja yang ditumbuhi pepohonan lebat. Saat pagi atau sore hari, kabut tipis menyelimuti telaga menambah kesejukan udara dengan gebyuran rintik-rintik air kabut. Wisata Getek Selain menikmati pemandangan telaga dengan mata telanjang, pengunjung bisa merasakan sensasi kenikmatan lain dengan memutari telaga menggunakan getek. Dengan menumpangi getek, pengunjung bisa merasakan pemandangan telaga lebih dekat dan merasakan ketenangan air danau. Apalagi, jasa getek itu tidak begitu mahal. Dengan harga sewa Rp 60 ribu, pengunjung dapat iuran dengan penumpang lain. Semakin sedikit penumpang semakin mahal, semakin banyak kian murah.
Dengan menaiki getek,wisatawan akan puas mengitari telaga. Pengembangan objek wisata Telaga Menjer pun terus dilakukan agar semakin menarik. Baru-baru ini, pengelola wisata bekerja sama dengan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat menambah objek lain yang ditawarkan di wisata tersebut. Pengelola wisata Ngahad (52) mengemukakan, pihaknya telah membuat taman kupu-kupu yang berada di sisi atas Telaga Menjer. Keberadaan taman kupu-kupu itu membuat pemandangan Telaga Menjer semakin menakjubkan. ”Pengunjung dapat meihat warnawarni kupu-kupu dan bunga yang ada di dalam taman,” katanya.
Simpan Sejarah Di balik kecantikan pemandangan Menjer, telaga itu ternyata menyimpan sejarah yang sampai saat ini dipercayai masyarakat. Dahulu warga Desa Menjer sebagian besar mata pencaharian adalah pedagang gethuk yang berjulan di Pasar Kejajar. Suatu ketika, saat perjalanan pulang usai berjualan, mereka heran karena hutan yang biasanya mereka lewati telah berubah menjadi sebuah telaga yang sangat luas. ”Karena orang yang pertama kali menemukan telaga tersebut adalah orang dari Desa Menjer, sehingga dinamakan Telaga Menjer,” kata Ngahad.
Pada saat penjajahan Belanda, Telaga Menjer pernah dikeringkan. Saat pengeringan sedang berlangsung, di tengah telaga ditemukan sebuah lesung. Berdasarkan cerita turun temurun, lesung tersebut bakal dibawa oleh orang Desa Maron. Anehnya, tidak ada yang mampu mengangkat lesung tersebut bahkan oleh delapan orang. Keajaiban terjadi, saat dua orang tiba-tiba dengan mudah dapat mengangkat lesung tersebut yang kemudian dibawa ke Desa Menjer. ”Sampai sekarang lesung di tempatkan di Desa Menjer,” jelas pengelola wisata itu.
Sayangnya, keindahan yang ditawarkan telaga menjer belum banyak diketahui, terutama wisatawan luar kota. Dalam sehari, menurut dia, tingkat kunjungan masih sangat minim, hanya 10 sampai 20 pengunjung. Kecuali pada Sabtu, Minggu dan hari libur, tingkat kunjungan mengalami peningkatan 100 hingga 200 orang. Padahal, harga tiket masuk Telaga Menjer terbilang sangat murah, yaitu Rp 2 ribu untuk anak-anak, dan Rp 3 ribu untuk dewasa. Sepinya objek wisata itu pun disadari pengunjung. Meskipun sepi, Yunita Islamiati (19) salah satu pengunjung mengaku, hampir setiap minggu ia menyempatkan untuk berkunjung ke Menjer. Dia pun tak segan mempromosikan wisata itu kepada teman-temannya yang berada di luar kota. ”Hampir semua teman khususnya dari luar kota, saat berkunjung ke Wonosobo saya ajak ke Menjer. Di antaranya memang sengaja meminta untuk diantarkan ke sini,” kata perempuan asli Garung. (irm-42)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar