BAGI wisatawan luar kota, barangkali Dieng menjadi destinasi utama
saat berkunjung ke Wonosobo. Namun, tidak banyak yang tahu bahwa
Wonosobo memiliki banyak alternatif tempat wisata alam yang tidak kalah
eksotik. Salah satunya, Telaga Menjer yang terletak sekitar 12 km dari
Alun-alun Wonosobo. Tepatnya, di Desa Maron, Kecamatan Garung terdapat
objek wisata alam Menjer yang merupakan telaga terbesar di wilayah
tersebut. Telaga yang berada di ketinggian 1.300 mdpl dengan luas 70
hektare dan kedalaman air 45 meter itu sangat mudah dijangkau, karena
dapat ditempuh hanya sekitar 30 menit dengan kendaraan bermotor dari
pusat kota.
Akses menuju menuju lokasi wisata itu pun mudah, karena sejalur
dengan jalan menuju wisata Dieng, tepatnya dekat gapura PLTA Garung ke
arah kiri. Bagi wisatawan yang akan mengunjungi Dieng, sembari rehat
pengunjung dapat mampir ke Menjer sebelum melanjutkan perjalanan yang
cukup jauh menuju Dieng. Telaga Menjer menyuguhkan pemandangan eksotik.
Di sisi utara telaga, pengunjung bisa menikmati pemandangan pegunungan
saroja yang ditumbuhi pepohonan lebat. Saat pagi atau sore hari, kabut
tipis menyelimuti telaga menambah kesejukan udara dengan gebyuran
rintik-rintik air kabut. Wisata Getek Selain menikmati pemandangan
telaga dengan mata telanjang, pengunjung bisa merasakan sensasi
kenikmatan lain dengan memutari telaga menggunakan getek. Dengan
menumpangi getek, pengunjung bisa merasakan pemandangan telaga lebih
dekat dan merasakan ketenangan air danau. Apalagi, jasa getek itu tidak
begitu mahal. Dengan harga sewa Rp 60 ribu, pengunjung dapat iuran
dengan penumpang lain. Semakin sedikit penumpang semakin mahal, semakin
banyak kian murah.
Dengan menaiki getek,wisatawan akan puas mengitari telaga.
Pengembangan objek wisata Telaga Menjer pun terus dilakukan agar semakin
menarik. Baru-baru ini, pengelola wisata bekerja sama dengan Kelompok
Sadar Wisata (Pokdarwis) setempat menambah objek lain yang ditawarkan di
wisata tersebut. Pengelola wisata Ngahad (52) mengemukakan, pihaknya
telah membuat taman kupu-kupu yang berada di sisi atas Telaga Menjer.
Keberadaan taman kupu-kupu itu membuat pemandangan Telaga Menjer semakin
menakjubkan. ”Pengunjung dapat meihat warnawarni kupu-kupu dan bunga
yang ada di dalam taman,” katanya.
Simpan Sejarah Di balik kecantikan pemandangan Menjer, telaga itu
ternyata menyimpan sejarah yang sampai saat ini dipercayai masyarakat.
Dahulu warga Desa Menjer sebagian besar mata pencaharian adalah pedagang
gethuk yang berjulan di Pasar Kejajar. Suatu ketika, saat perjalanan
pulang usai berjualan, mereka heran karena hutan yang biasanya mereka
lewati telah berubah menjadi sebuah telaga yang sangat luas. ”Karena
orang yang pertama kali menemukan telaga tersebut adalah orang dari Desa
Menjer, sehingga dinamakan Telaga Menjer,” kata Ngahad.
Pada saat penjajahan Belanda, Telaga Menjer pernah dikeringkan. Saat
pengeringan sedang berlangsung, di tengah telaga ditemukan sebuah
lesung. Berdasarkan cerita turun temurun, lesung tersebut bakal dibawa
oleh orang Desa Maron. Anehnya, tidak ada yang mampu mengangkat lesung
tersebut bahkan oleh delapan orang. Keajaiban terjadi, saat dua orang
tiba-tiba dengan mudah dapat mengangkat lesung tersebut yang kemudian
dibawa ke Desa Menjer. ”Sampai sekarang lesung di tempatkan di Desa
Menjer,” jelas pengelola wisata itu.
Sayangnya, keindahan yang ditawarkan telaga menjer belum banyak
diketahui, terutama wisatawan luar kota. Dalam sehari, menurut dia,
tingkat kunjungan masih sangat minim, hanya 10 sampai 20 pengunjung.
Kecuali pada Sabtu, Minggu dan hari libur, tingkat kunjungan mengalami
peningkatan 100 hingga 200 orang. Padahal, harga tiket masuk Telaga
Menjer terbilang sangat murah, yaitu Rp 2 ribu untuk anak-anak, dan Rp 3
ribu untuk dewasa. Sepinya objek wisata itu pun disadari pengunjung.
Meskipun sepi, Yunita Islamiati (19) salah satu pengunjung mengaku,
hampir setiap minggu ia menyempatkan untuk berkunjung ke Menjer. Dia pun
tak segan mempromosikan wisata itu kepada teman-temannya yang berada di
luar kota. ”Hampir semua teman khususnya dari luar kota, saat
berkunjung ke Wonosobo saya ajak ke Menjer. Di antaranya memang sengaja
meminta untuk diantarkan ke sini,” kata perempuan asli Garung. (irm-42)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar